Archive Pages Design$type=blogging

News

PSIKEDELIK, Sebuah Cerpen Musik

[ Ilustrasi: Gitaris Jimi Hendrix/Getty/Ed Caraeff ] Oleh: Rino Abonita Penonton bersorak kegirangan: lautan manusia penuh keringat menyambu...

[ Ilustrasi: Gitaris Jimi Hendrix/Getty/Ed Caraeff ]

Oleh: Rino Abonita

Penonton bersorak kegirangan: lautan manusia penuh keringat menyambut kedatangan idola mereka. Orang yang mereka tunggu-tunggu dari tadi itu kini ada di sana, berdiri di tengah-tengah panggung.

Dia datang dengan rambut keriting seperti brokoli serta jubah besar yang ujungnya menjuntai hampir menyentuh lantai panggung. Jubahnya bergerak bukan oleh kibasan angin melainkan karena teriakan penonton.

Seakan ada gelombang energi yang merambat naik secara perlahan menuju ke atas panggung. Itu adalah wujud dari animo yang tak terbendung oleh apa pun.

Penonton terus meneriakkan namanya. Sementara di atas sana, sang idola tampak begitu mendalami perannya dan dengan diam-diam mulai menggenggam setang gitarnya erat-erat.

Karena mengenakan jubah dengan dada terbuka, maka siapa pun bisa melihat dadanya yang naik turun. Sebuah tato tribal ikut mencuat dari celah jubahnya.

Sesaat kemudian, dia memberi aba-aba kepada krunya agar menaikkan volume pelantang utama. Melihat sinyal darinya, lelaki itu pun membalas dengan tanda O melalui lingkaran dari telunjuk dan ibu jari.

Suara umpan balik (feedback) melintas, menunjukkan bahwa volume pengeras suara telah dinaikkan. Sang idola pun menatap sesaat ke atas lautan penonton, sementara membran pelantang di ujung sana mulai bergetar hebat.

"Ssst, diam. Dia akan memainkannya," seru salah seorang penonton. Suara umpan balik juga merupakan tanda bahwa mereka harus segera diam, karena yang ditunggu-tunggu akan segera dimainkan.

Tetiba suasana menjadi sangat hening. Seolah-olah tempat itu adalah hamparan padang rumput yang luas, di mana semilir angin bertiup rendah dan menciptakan gelombang rerumputan.

Ketika sadar, semuanya tampak berputar, melayang ke udara, menuju ke dinding langit. Dalam gerakan lambat, tubuh orang-orang mulai mengapung di udara, sebelum meluncur ke bawah, serta menyadari bahwa mereka telah berdiri di tempat semula, di tengah stadion dan baru saja berhalusinasi.

Namun, itu baru sayatan pertama dari sang gitaris. Mereka harus bersiap-siap untuk menerima sayatan melodi kedua.

Hasil nada yang dipetik oleh sang virtuoso itu perlahan menyebar ke telinga penonton. Lagi-lagi hal yang sama pun terjadi.

Pada awalnya, orang yang mendengar lantunan melodi ini akan merasa seperti tengah dirasuki oleh perasaan tenang tiada tara. Ketenangan yang memecah semua masalah yang membebani otak mereka.

Perasaan itu perlahan berkurang, kemudian berubah menjadi titik kecil yang hinggap di tengah-tengah kening. Ia menempel di sana sebelum akhirnya berubah menjadi gelembung yang perlahan tumbuh besar dan semakin membesar.

Gelembung itu tetiba meledak. Ledakan itu membawa mereka melewati spektrum dimensi seribu warna, lalu jatuh ke atas lantai berawan kelabu. Mereka sepertinya baru saja ditarik ke atas langit.

Mereka bisa melihat panggung tempat sang idola tengah memainkan gitarnya. Saat itu, ratusan not balok tetiba terlihat mengeras, lalu terbang dari panggung menghujam ke arah mereka.

Not-not tersebut menyembul secara bertubi-tubi dari senar gitar sang idola. Dimulai dengan bentuk kecil yang berubah menjadi lebih besar dan lebih besar lagi sehingga terasa semakin mendekat ke wajah mereka.

Seperti yang ditakutkan, not-not tersebut pun menghantam wajah mereka satu per satu. Wajah mereka bagai ditinju tanpa jeda dan membabi buta sehingga membuat kehilangan kendali.

"Apa ini???" salah satu dari mereka terdengar berteriak ketakutan saat orang-orang itu mulai terjun bebas di udara satu per satu.

Semuanya terasa seperti nyata. Para penonton bisa merasakan angin menerpa wajah mereka, saat mereka melejit jatuh seperti misil yang hendak menghantam bumi.

"Apakah kita akan mati!" seseorang berteriak.

Ketika jarak antara mereka dengan tanah hanya satu sentimeter, tiba-tiba semuanya menjadi putih dan berkabut. Orang-orang pun merasa kebingungan serta saling memandang satu sama lain. 

Sesaat kemudian, kabut aneh itu mulai dipenuhi oleh hiruk pikuk. Namun, kabut itu perlahan memudar, dan semakin jelas bahwa saat ini mereka telah berada di tempat semula, yaitu di depan panggung konser. 

Sedangkan di atas panggung sang, sang idola tampak menunduk untuk memberi hormat. Ia baru saja menyelesaikan sayatan terakhir dari lagunya. Penonton pun bersorak secara bersamaan dengan suara yang memenuhi stadion, mengiringi sang idola yang baru saja berbalik menyisakan punggungnya.

COMMENTS

Name

acara Artshop Biografi Event Galeri Global Karya Cerpen Karya Puisi Komunitas Literatur Seni News Opini Profil
false
ltr
item
Aceh Media Art: PSIKEDELIK, Sebuah Cerpen Musik
PSIKEDELIK, Sebuah Cerpen Musik
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhZBUYBOCM_gA7Mmfc0XlEMTVkLywsbZ_m3zDs6pyACOlE-GRFZRZ545PshkGNuIKcOlWw2G8XN81Go4OcVB604MnGkyS1CfLTcHnWtTCx6uUnmYXVr3cJdocCNJx8RUd_nQu1ysS4ggy5p6ncrqbQFb5goLXTeen19tH8tN3R_KhK7hK37fX2nle_/s320/Logopit_1666971386010.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhZBUYBOCM_gA7Mmfc0XlEMTVkLywsbZ_m3zDs6pyACOlE-GRFZRZ545PshkGNuIKcOlWw2G8XN81Go4OcVB604MnGkyS1CfLTcHnWtTCx6uUnmYXVr3cJdocCNJx8RUd_nQu1ysS4ggy5p6ncrqbQFb5goLXTeen19tH8tN3R_KhK7hK37fX2nle_/s72-c/Logopit_1666971386010.jpg
Aceh Media Art
http://acehmediart.blogspot.com/2022/10/psikadelix-sebuah-cerpen-musik.html
http://acehmediart.blogspot.com/
http://acehmediart.blogspot.com/
http://acehmediart.blogspot.com/2022/10/psikadelix-sebuah-cerpen-musik.html
true
4096604943189198512
UTF-8
Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago