JANTHO_ Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) yang ke-7 telah usai, dengan membawa banyak kesan pada masyarakat. Ada yang merasa senang, ada ju...
JANTHO_ Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) yang ke-7 telah usai, dengan
membawa banyak kesan pada masyarakat. Ada yang merasa senang, ada juga yang
gelisah, dan banyak pula yang masih curiga, merasakan terseok-seok bibirnya setelah
mengkritisi event 73 milyar tersebut. Namun kali ini kita lupakan itu boh labu,
mari ikuti kami untuk mencuci kulit kepala sejenak, bersama sejumlah seniman,
baik yang ikut dilibatkan sebagai pengisi acara PKA 7 maupun yang hanya ikut
kentut saja di pintu gerbangnya.
Ya, sejujurnya kami juga ikut
pusing, dengan berbagai penampilan budaya kampung yang berlangsung di kota,
maka daripada gila, lalu kami memilih untuk refresh sejenak itu kepala. Siapa
tahu karena banyaknya ketombe saja kami seolah oke, padahal otak juga masih
kayak toge, mencla-mencle tempe tahu boh labu tuha. Maka dari ini dan itu, kami
bersama sedikit saja perupa ecek-ecek dan pemusik kelas krecek dari grup
rangkaian bunga kopi pun mengasingkan diri ke sungai jalin di Jantho.
Berangkat dari Banda Aceh pada pukul
12.30 WIB, kami pun tiba di kota tanpa traffic light Jantho pada pukul 15.33 WIB,
lalu santai sejenak di Kebun Cendekia Forum, sebuah ruang bertemu masyarakat, mahasiswa,
seniman hingga budayawan di kota Jantho, yang posisinya berada di dekat kampus
ISBI Aceh. Sebentar di sana, kami pun melanjutkan perjalanan kembali, menuju
sungai jalin, yang hanya dapat ditempuh sekitar 15 menit mengendarai sepeda
motor.
Jantho memang masih sepi, dan entah
mengapa ibukota Aceh Besar ini diabaikan, padahal ia menyimpan satu kekuatan
yang tidak misteri. Ya, menurut kami Jantho adalah surga yang begitu terlihat
nyata, walaupun dilihat dari bulu hidung. Bukit-bukit saling jalin menjalin indah,
diselimuti pepohonan hijau dengan udaranya yang sejuk, tanpa polusi. Suasananya
tentram, dengan keramahan dan senyum tipis masyarakatnya yang berada di
depan-depan rumah.
Akhirnya kami pun tiba di bibir sungai,
menyapa masyarakat yang sedari tadi sudah berada di sana untuk menikmati sore
yang ahoi.! “Assalamu’alaikum?”, “wa’alaikumsalam, piyoh!” jawab mereka. (Bersambung dengan judul lain, dan masih satu tema).
