Yogyakarta_ Pernyataan ini diungkapkan oleh Presiden Lempap Tungang Iskandar kepada redaksi acehmediart.com di Kelas Gerakan Surah Buk...
Yogyakarta_ Pernyataan ini diungkapkan oleh Presiden Lempap Tungang Iskandar kepada redaksi acehmediart.com di Kelas Gerakan Surah Buku (GSB) Yogyakarta, dalam sebuah perbincangan bebas mengenai bendera, lambang dan
himne Aceh, yang akhir-akhir ini mencuat kembali.
Menurutnya, salah satu alasan mengapa bendera
Bintang Bulan belum kunjung bisa dinaikkan sebagai bendera provinsi Aceh adalah
karena bendera tersebut mirip dengan bendera salah
satu partai politik lokal di Aceh, yaitu Partai Aceh (PA).
“Coba kalau dari dulu bendera GAM tidak dijadikan bendera PA, tentu lain lagi ceritanya. Maka
secara tidak langsung, sikap menggunakan bendera GAM sebagai bendera PA itu
salah satu penyebab dihambatnya bendera GAM untuk dinaikan menjadi bendera Aceh. Teliti saja, pasti yang menghambat itu bukan saja dari luar, tapi juga dari dalam. Ini
menandakan ada permainan dan tarikan politik mengenai bendera dari tingkat lokal sendiri.” ungkap Tungang.
Hambatan itu menurut Tungang, tidak hanya dilakukan
oleh orang-orang yang berlainan partai politik saja, namun juga dilakukan oleh
orang-orang yang berbeda ideologi sejak dari semula. “Bagi orang yang masih
memiliki ideologi GAM dan dari Partai Aceh, mereka akan terus menyuarakan bendera tersebut, karena sesuai dengan dorongan ideologi dan kepentingan politik mereka.
Namun bagi yang berbeda ideologi atau partai politik, tentu mereka akan memilih
bermain dalam gelap untuk saat ini, seolah-olah mendukung, padahal tidak.” Ungkap Tungang lebih lanjut.
Masalah bendera di Aceh menurut Tungang tidak
selesai jika hanya dilihat secara hukum dan politik semata, karena sebuah simbol
seperti bendera mengikat dengan ideologi dan mitos di dalamnya, yang bisa
menggerakkan orang-orang untuk bersikap lebih emosional ketimbang menggunakan
logika politik dan demokrasi. "Apalagi simbol tersebut telah tumpang tindih, tentu lebih rumit lagi" ungkap Tungang menutup***