KOTA LHOKSEUMAWE _Dinas Pendidikan Aceh bersama Yayasan Khadam Indonesia menginisasi 24 Sekolah SMAN, SMKN & SLB Se-Lhokseumawe men...
KOTA LHOKSEUMAWE_Dinas Pendidikan Aceh bersama Yayasan Khadam Indonesia menginisasi 24 Sekolah SMAN, SMKN & SLB Se-Lhokseumawe menuju Sekolah Aman Bencana, pada tanggal 1-5 Agustus 2017. Pusat kegiatan adalah di SMKN Kota Lhokseumawe
"Belajar dari kejadian gempa 6,4 skala richter yang mengguncang wilayah Aceh, Rabu, 7 Desember 2016 di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh. Berdasarkan data yang diterima dari Dinas Pendidikan setempat, terdapat lebih dari 30 sekolah yang rusak akibat gempa berkekuatan 6,4 skala richter. Sejauh ini, dari data yang dihimpun Kemendikbud, setidaknya ada 19 SD , 11 SMP, 3 SMK, dan 1 SMA yang rusak akibat gempa" ujar Chaidir, Humas dan Informasi Dinas Pendidikan Aceh.
Rusaknya sarana sekolah menurutnya menyebabkan aktivitas belajar lumpuh total. Selain itu, juga masih banyaknya sekolah yang berada di kawasan rentan terhadap bencana yang belum mengetahui dan mendapatkan perhatian akan pengetahuan pendidikan pengurangan risiko bencana. Berbagai jenis bencana alam di Pidie Jaya masih berpotensi terjadi, terutama banjir dan gempa bumi Pendidikan kebencanaan di sekolah-sekolah dianggap salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang hal itu.
Dia melanjutkan, bahwa inisiasi Sekolah Aman Bencana ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat sekolah dan pemangku kepentingan dalam menghadapi risiko bencana. Meningkatkan partisipasi, dan membangun budaya gotong royong, kerelawanan serta kedermawanan para pemangku kepentingan, serta mengetahui capaian (tolak ukur) tingkatan kesiapsiagaan masyarakat sekolah dalam menghadapi ancaman bencana.
Adapun tahapan kegiatan tersebut antara lain adalah: 1) Sosialisasi, 2) Pelatihan Calon Fasilitator untuk Guru, 3) Workshop Kajian Risiko Bencana Partisipatif dan Penyusunan Prosedur Tetap Kedaruratan Bencana Sekolah, 4) Pelatihan Pertolongan Pertama untuk Siswa 5) Pembuatan Media Publikasi Sekolah & Alat Peraga, 6) Simulasi / driil latihan evakuasi mandiri Kesiapsiagaan di lingkungan sekolah
Sekolah yang diinisiasi tersebut adalah SMAS Muhammadiyah, SMAS Sukma Bangsa, SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 5, SMAN 6, SMAN 7, SMAN Modal Bangsa, SMAN Arun, SMKS Ulummudiin, SMKN 1, SMKN 3, SMKN 4, SMKN 5, SMKN 6, SMKN 7, SMKN 8, SMKS Karya Beringin, SMKS Kesehatan Punara, SMKN 2, SMKS Kesehatan Darussalam, SMK Harapan Bangsa Darussalam, dan SLBN Aneuk Nanggroe.
Pada hari terakhir pelaksanaan kegiatan (5/8/2017) ini, juga dilaksanakan simulasi Gempa Bumi, Tsunami & di SMKN Pidie Jaya. Simulasi tersebut melibatkan Palang Merah Indonesia (PMI), 1250 orang siswa dan guru, yang bergerak untuk melakukan upaya evakuasi mandiri. Selanjutnya juga akan dilaksankan launching 24 sekolah aman bencana Kota Lhokseumawe
Direktur Yayasan Khadam Nanggroe Indonesia, Faisal Ilyas mengungkapkan bahwa efek pembelajaran yang diharapkan dari program ini yakni; “90% siswa dan guru dapat mengetahui apa yang harus dilakukan untuk penanggulangan bencana di sekolah, kemudian tingkat kepercayaan orang tua murid terhadap sekolah meningkat. Selain itu, sekolah diharapkan memiliki peta evakuasi, jalur evakuasi, dan standart operational Prosedure (SOP) sebagai acuan sekolah dalam bertindak.
"Di antara yang tidak kalah penting juga adalah menjadikan sekolah dampingan untuk menjadi model dan referensi sekolah siaga bencana di tingkat lokal maupun Nasional." Ungkap Faisal lebih lanjut.***
"Di antara yang tidak kalah penting juga adalah menjadikan sekolah dampingan untuk menjadi model dan referensi sekolah siaga bencana di tingkat lokal maupun Nasional." Ungkap Faisal lebih lanjut.***