BANDA ACEH _ Didukung oleh Bujroe, Komunitas Kanot Bu, Akar Imaji, Made In Made dan Taman Budaya Aceh, perupa muda jalanan Aceh menggela...
BANDA ACEH _ Didukung oleh Bujroe, Komunitas Kanot Bu, Akar Imaji, Made In Made dan Taman Budaya Aceh, perupa muda jalanan Aceh menggelar Smong Mural memperingati selusin tsunami. Acara yang digelar ini hari (26/11/2016), menghadirkan Firza, Ruben, Huda, Yoza dan Fauzi. Mereka akan memural tembok pintu masuk taman budaya Aceh dengan karya yang bicara Tentang Smong dalam perspektif kegembiraan dan optimisme.
Koordinator acara ini, Ahyar Bujroe mengatakan, acara ini dihelat untuk mengenang kembali peristiwa Smong selusin tahun yang lalu dalam sudut pandang anak muda, yang hari ini melihatnya sebagai pelajaran penting untuk menatap masa depan Aceh yang lebih berwarna.
"Smong bagi anak muda ini tidak lagi dilihat sebagai sesuatu yang menakutkan lagi. Bagi mereka Smong bagian dari warna-warni sejarah Aceh yang mesti dilewati" ujar Ahyar.
Ruben, salah seorang perupa yang terlibat mengatakan, saat terjadi Tsunami dirinya masih kelas tiga SMP. Tsunami saat itu baginya amat menakutkan dalam pikiran kecilnya. "Namun sekarang, tsunami bagi saya ternyata membuka ruang Aceh semakin mendunia. Dalam konteks ini, tsunami adalah hikmah yang harus kita syukuri. Dengan jalan membangun Aceh lebih manusiawi"ungkap perupa yang tergabung dalam Akar Imaji.
Smong Mural ini akan diadakan di depan Taman Budaya Aceh, jalan Teuku Umar, Seutui, Banda Aceh. Saat mural berlansung, Made in Made akan performing juga. Made mengatakan, masyarakat Aceh tidak pernah hilang semangat meskipun berbagai cobaan menghadang. Dan, tidak pernah lupa pada kekuasaan-Nya".
Sementara Ahyar Bujroe mengatakan, aksi ini murni dan dadakan dilakukan. Hingga konsepnya tidak terlalu mendalam. "Inilah yang bisa diberikan anak muda sesuai kemampuan mereka. Apapun itu, tetap harus di apresiasi" pungkas Ahyar. (13H)
Koordinator acara ini, Ahyar Bujroe mengatakan, acara ini dihelat untuk mengenang kembali peristiwa Smong selusin tahun yang lalu dalam sudut pandang anak muda, yang hari ini melihatnya sebagai pelajaran penting untuk menatap masa depan Aceh yang lebih berwarna.
"Smong bagi anak muda ini tidak lagi dilihat sebagai sesuatu yang menakutkan lagi. Bagi mereka Smong bagian dari warna-warni sejarah Aceh yang mesti dilewati" ujar Ahyar.
Ruben, salah seorang perupa yang terlibat mengatakan, saat terjadi Tsunami dirinya masih kelas tiga SMP. Tsunami saat itu baginya amat menakutkan dalam pikiran kecilnya. "Namun sekarang, tsunami bagi saya ternyata membuka ruang Aceh semakin mendunia. Dalam konteks ini, tsunami adalah hikmah yang harus kita syukuri. Dengan jalan membangun Aceh lebih manusiawi"ungkap perupa yang tergabung dalam Akar Imaji.
Smong Mural ini akan diadakan di depan Taman Budaya Aceh, jalan Teuku Umar, Seutui, Banda Aceh. Saat mural berlansung, Made in Made akan performing juga. Made mengatakan, masyarakat Aceh tidak pernah hilang semangat meskipun berbagai cobaan menghadang. Dan, tidak pernah lupa pada kekuasaan-Nya".
Sementara Ahyar Bujroe mengatakan, aksi ini murni dan dadakan dilakukan. Hingga konsepnya tidak terlalu mendalam. "Inilah yang bisa diberikan anak muda sesuai kemampuan mereka. Apapun itu, tetap harus di apresiasi" pungkas Ahyar. (13H)
