Alamsyah (55) adalah Reparator pakaian di Kampung Baru, Pasar Aceh. Pada waktu luang kalau sedang tidak ada order reparasi, Alamsyah me...
Alamsyah (55) adalah Reparator
pakaian di Kampung Baru, Pasar Aceh. Pada waktu luang kalau sedang tidak ada
order reparasi, Alamsyah membuat drawing. Tiga drawing di atas kertas, triplek
dan kain penutup perlengkapan jahit, terpajang seadanya tanpa keinginan
memamerkan seolah-olah. Beberapa bulan belakangan, ia suka membuat drawing
walau siap satu dalam seminggu.
"Muncul begitu saja estetika itu"
ujarnya ketika saya tanyakan motivasi membuat drawing. Namun, sepenuturannya, ia kerap
terkenang masa kecilnya di kawasan Mibo. Ayahnya yang berdagang kain dan
perlengkapan jahit, sering mengajaknya untuk ikut dengan dibonceng sepeda. "Sepeda ayah" kata Alamsyah untuk Drawingnya. "Sewaktu masih
sekolah di MIN Lhoong Raya, saya sering menunggu adik kakek saya lewat depan
sekolah, kemudian saya menghampirinya hanya untuk meraba sepeda onthelnya yang
bersih" cerita Alam sambil menjahit. Ia meminta dibelikan sepeda pada
ayahnya. Namun, beberapa tahun kemudian setelah tamat MIN baru terbeli.
Saya mengenal Alamsyah sekitar tahun
2007. Sering mereparasi pakaian bekas import (monja) padanya. Saat itu kawasan
kampung baru masih sepi pedagang. Toko-toko belum semua dibersihkan dari puing
Tsunami. Alamsyah sudah di situ dengan mesin jahitnya. Dua tahun belakangan
ini, setiap saya ke tempatnya, di kotak perlengkapan jahitnya sudah ditempel
drawing dengan pulpen yang kesemuanya bercerita tentang sepeda. Kami sering
ngobrol panjang di sana sambil ngopi di lapak jahit kaki lima. Kadang disertai
beberapa orang yang menunggu jahitan siap. Atau bahkan lebih ramai lagi. Bagi
Alamsyah, ayahnya patut dikenang. Dengan membuat drawing, ia seakan bisa dekat
dengan beliau.
Penulis: Idrus Bin Harun
(Bergiat di Komunitas Kanot Bu, Banda Aceh)
Karya Drawing Alamsyah: