BANDA ACEH_ Pembukaan Piasan Seni 2016 kali ini berbeda dari tahun sebelumnya. Seremoni pembukaan yang biasanya ditandai dengan pemukula...
BANDA ACEH_ Pembukaan Piasan Seni 2016 kali ini berbeda dari tahun sebelumnya. Seremoni pembukaan yang biasanya ditandai dengan pemukulan rapai, namun kali ini, seluruh perangkat pimpinan di kota Banda Aceh dan beberapa orang kementerian dari Jakarta menuju ke arah dimana tiga buah kanvas berukuran tiga meter diletakkan.
Semua pejabat kemudian mengambil kuas, menoreh warna di tiap kanvas itu. Walikota Banda Aceh dan Wakilnya terlihat menikmati sekali menggores. Illiza menggores warna kuning. Wakil walikota warna biru dan ketua DPRK juga warna serupa. 5 seniman rupa kemudian melanjutkan goresan pimpinan kota berbarengan dengan penampilan tari komunitas Saleum.
Atraksi tersebut mendapat perhatian khusus dari pengunjung piasan seni. Penonton berkerumun di sayap kiri panggung menyaksikan aksi melukis kolaboratif ini. Seniman-seniman tersebut antara lain Idrus Bin Harun (Komunitas Kanot Bu), Ruben dan Arnis (Akar Imaji), Iswadi Basri (Apotek Wareuna) dan Zahrul Fuadi (Aceh Ethnic). Mereka adalah perupa muda yang memiliki karakter masing-masing.
Tiga papan kanvas berukuran seluruhnya 9 meter itu akhirnya terwarnai sudah, Nampak guratan nan figuratif. "Karya ini masih dalam proses. Akan kita selesaikan hari terakhir Piasan Seni, insyaallah!" kata Iswadi Basri.
Iswandi Basri mengatakan bahwa, tema yang diangkat berkenaan dengan identitas pembangunan kota Banda Aceh. Ini sesuai dengan tema Piasan Seni: Berkarya untuk Negeri. "Untuk parade lukis ini, kami bersepakat untuk tetap kritis dengan politik pembangunan di kota kita. Walau menggunakan ungkapan yang mudah dicerna publik" ujar Iswadi.
Untuk diketahui, Piasan seni adalah ajang kreatifitas seni tahunan yang dilaksanakan di Kota Banda Aceh. Ragam kreativitas seniman dari berbagai komunitas di Banda Aceh. Ragam kreativitas seniman dari berbagai komunitas di Banda Aceh nimbrung di ajang ini untuk memamerkan karya mereka.(Maop)