pengurus KABY 2015-2016, foto istimewa Yogyakarta _ Kabar gembira pertama datang dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SA...
![]() |
| pengurus KABY 2015-2016, foto istimewa |
Yogyakarta _ Kabar gembira pertama datang dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Kegembiraan ini diwujudkan oleh Keluarga Aceh Besar Yogyakarta (KABY) dengan mengadakan acara silaturrrahmi, mendengarkan siraman rohani, menikmati seni dan menyantap hidangan khas Aceh Besar, bersama dengan masyarakat dan mahasiswa Aceh di Yogyakarta. Bersamaan dengan acara ini juga dilangsungkan resepsi pelantikan pengurus KABY periode 2015-2016. Acara maulid dan pelantikan tersebut diadakan
di aula Balee Gadeng, jalan Kartini, Sagan, pada Sabtu malam (9/1/2016).
Acara yang juga ikut mengundang
mahasiswa Aceh dari kota-kota lain di pulau Jawa ini terbilang meriah. Makanan
khas Aceh Besar kuah beulangong di hari perayaan maulid dan pelantikan pengurus baru KABY kali ini seperti menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat Aceh di kota gudeg. Turut hadir dalam acara tersebut mahasiswa dari Malang, Semarang, Bandung, Jakarta, Solo dan ada yang berangkat dari
Banda Aceh.
Kepemimpinan
Rasulullah
Acara dengan tema “Mewujudkan Cinta Nabi Dalam Syariat Islam
dan Semangat Silaturahmi” ini dimulai dengan ceramah agama oleh Al-Husaini
M. Daud Ibra, salah seorang dosen STAIN Malikussaleh Lhokseumawe. Dalam ceramahnya, Al-Husaini M. Daud Ibra memaparkan isi ceramahnya. Beliau menjelaskan tentang 10 poin kepemimpinan dari Rasulullah
SAW yang wajib di contoh oleh umat manusia, terutama oleh umat Islam Aceh. “Ibda’ bi nafsih”, sebut lelaki yang akrab dipanggil dengan sebutan pak Al ini.
lebih lanjut pak Al menjelaskan tentang hal penting dalam kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, yaitu Al-Amin, suatu perilaku yang dimulai dari diri sendiri. Selain itu, poin lainnya adalah perihal mencontoh perilaku nabi Muhammad SAW yang selama hidupnya
tidak pernah memperlakukan bawahannya sebagai anak buah melainkan memperlakukan
mereka sebagai sahabat.
Dalam akhir ceramahnya, pak Al mengatakan bahwa Aceh akan
kembali berjaya dan berkontribusi besar kepada negara Indonesia apabila mengikuti cara-cara yang pernah ditunjukkan Nabi. "Ada dua hutang terbesar nusantara kepada Aceh
yang belum mampu dibayar oleh Indonesia kepada Aceh sampai sekarang. Hutang itu bukan Pesawat Seulawah
RI-002, bukan pula emas di puncak monas. Hutang itu adalah terkait kontribusi Aceh (Melayu Pasee) sebagai asal muasal bahasa
Indonesia yang mempersatukan dunia Melayu dan Nusantara, serta kontribusi Profesor
Doktor Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy terhadap perkembangan Fiqh
Indonesia” sebut lelaki yang sedang menempuh studi doktoral ini.
Setelah ceramah usai, acara kemudian dilanjutkan dengan ramah-tamah serta pemberian santunan kepada anak yatim, sebelum dilanjutkan dengan penampilan tari ratoh
duek dari grup tari Rampoe UGM. Pelantikan dan peusijuek pengurus
baru KABY pun dilakukan dengan khitmat setelah pentas tari ratoh duek usai. Azhari, S.Sos yang terpilih menjadi ketua KABY menggantikan Yevi Yusnanda, S.E pun naik ke atas mimbar untuk menyampaikan kata sambutannya. “...terima kasih juga kepada
tokoh-tokoh Aceh yang telah memberi bantuan. Tarmizi Karim, Nasir Djamil, bapak
Aduen Mukhlis, Fakhrurrazi, Farid Wajdi dan lain sebagainya” ucap Azhari.
Kabar Gembira kedua
Lebih lanjut
Azhari, S.Sos yang sedang menempuh studi di pasca sarjana UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta ini juga menyampaikan kabar gembira lain, yaitu terkait dengan dana pengadaan asrama
permanen KABY yang telah disetujui oleh pemkab Aceh Besar. "Terima kasih kepada pengurus
KABY 2007-2015 yang telah berusaha tanpa pamrih untuk mewujudkan mimpi ini" lanjut Azhari sebelum menutup acara.
Pengadaan asrama permanen KABY ini menjadi kabar gembira
kepada bukan hanya bagi KABY, namun juga bagi seluruh mahasiswa Aceh yang ada di Yogyakarta. Karena selama
ini KABY terkenal oleh dua hal: heterogenitas dan kuah beulangongnya. Asrama Aceh Besar tidak jarang menjadi rumah bagi mahasiswa
Banda Aceh, Pidie, Lhokseumawe, Nagan Raya, Bireun dan mahasiswa kabupaten Aceh lainnya. Selain
itu, asrama Kabupaten ini juga menjadi destinasi favorit masyarakat Aceh di Yogyakarta menjelang
peringatan hari-hari besar Islam. Hal ini dikarenakan oleh terpeliharanya budaya kumpul dan menyediakan makanan khas Aceh di sini, khususnya makanan khas Aceh Besar.***
*Laporan: Zakiul Fahmi Jailani,
S.Kom.
