Fuady Keulayu, salah satu seniman yang akan mengisi Jakarta Biennale 2015. Foto; Istimewa Jakarta Biennale 2015 akan segera dihela...
![]() |
Fuady Keulayu, salah satu seniman yang akan mengisi Jakarta Biennale 2015. Foto; Istimewa |
Jakarta Biennale 2015 akan segera dihelat, empat seniman Aceh dipastikan akan mengikuti acara yang akan berlangsung pada pertengahan bulan November. Tiga perupa dan
seorang pehikayat Aceh akan menunjukkan karya seni mereka di event bersklala International tersebut.
Sebagai salah satu pesta seni kontemporer yang ada di tanah air, Jakarta Biennale terus berstransformasi dirinya untuk menjadi ajang temu karya seni dan seniman yang ada di berbagai daerah di Indonesia. Dengan mengangkat tema “Maju Kena, Mundur Kena: Bertindak Sekarang”, Jakarta
Biennale 2015 hendak meninjau masa kini tanpa terjebak nostalgia masa
lalu dan utopia masa mendatang. Kondisi ekonomi,
sosial, dan emosional masyarakat di Indonesia akan dibahas lewat tiga isu
besar: air, sejarah, dan gender. Melalui karya-karya yang nantinya akan dihadirkan, Jakarta
Biennale 2015 akan menyorot pencapaian warga di tengah kondisi hidup
yang kian pelik.
Mengenai hadirnya keempat
seniman Aceh di acara yang diadakan ke-16 kali tersebut, kurator Jakarta Biennale asal Aceh Putra Hidayatullah mengungkapkan bahwa keempat seniman muda Aceh ini membawa isunya masing-masing melalui media seni. “Iswadi
Basri, Cut Putri Aya sofia, Fuady dan Idrus Bin Harun akan membawa isu
kekinian Aceh.” Ujar lelaki yang akrab dipanggil Putra ini.
Menurut Putra, isu yang diangkat Jakarta Biennale kali ini sangat mengena dengan isu yang sering diangkat dalam karya keempat seniman Aceh yang diundang ke Jakarta Biennale kali ini. “Fuady dan Idrus bin Harun akan mengangkat isu
sejarah setidaknya dalam tiga dekade ini. Terutama Aceh, bagaimana
keberadaannya selama 30 tahun terakhir. Sementara Iswadi Basri akan mengelola isu tentang air dalam konteks
ekonomi dan ekologis melalui medium ungkap senirupa. Nah, Cut Putri Aya
Sofia, setelah melakukan riset di Jakarta beberapa waktu, ia akan
mengangkat isu kehidupan urban Jakarta dalam lingkup kelurahan Paseban”
lanjut Putra.
Sedangkan Fuady Keulayu, seniman dengan karya hikayat panggungnya, akan mengisi acara pembuka dengan diiringi biola kesayangannya. Anggota dari Komunitas Kanot Bu Banda Aceh ini mengatakan bahwa ia bersemangat sekali
melakukan persiapan dalam acara yang akan diikuti ini. Karena menurutnya kisah-kisah pilu zaman konflik
mulai luntur di ingatan generasi sekarang. “kiban han seumangat teuh,
nyoe menyangkut masa lalu teuh yang ka hana le ureung tem ingat” ujarnya
dalam bahasa Aceh di sela-sela latihan di Bivak Emperom, kantor Komunitas Kanot Bu.