Jakarta _Pagi yang menyengat dengan cahaya mentari di kepala jakarta, mahasiswa Aceh di asrama Foba Jakarta memperingatan Maulid yang m...
Jakarta_Pagi yang menyengat dengan cahaya mentari di kepala jakarta, mahasiswa Aceh di asrama Foba Jakarta memperingatan Maulid yang masih menjadi acara
sakral bagi warga Aceh di manapun ia berada.
Asrama Foba yang terletak di jalan Setia Budi Jakarta memperingati maulid nabi Muahammad SAW dengan sangat meriah. Acara tersebut diadakan pada tanggal 11 April 2015, dihadiri oleh ribuan undangan dari kalangan masyarakat dan mahasiswa yang sedang berada di Jakarta.
Acara dengan konsep sederhana
ini mampu memberikan harmonisasi tersendiri bagi masyarakat Aceh yang sedang merayakannya. Beberapa pejabat yang berasal dari Aceh pun terlihat ikut menghadiri acara tersebut. Seperti DPR RI bapak Muslim dari DPR RI dan Ghazali Abbas Adan dari DPD RI.
Nasruddin selaku ketua panitia Acara tahun menyatakan "semoga konsep acara peringatan maulid Nabi SAW yang sederhana ini bisa mengundang simpati dan rasa percaya diri sebagai masyarakat Aceh, dan mampu mengikat tali silaturrahmi diantara sesama kita yang berada di Jakarta" ucapnya.
Nasruddin selaku ketua panitia Acara tahun menyatakan "semoga konsep acara peringatan maulid Nabi SAW yang sederhana ini bisa mengundang simpati dan rasa percaya diri sebagai masyarakat Aceh, dan mampu mengikat tali silaturrahmi diantara sesama kita yang berada di Jakarta" ucapnya.
Acara yang diadakan secara gotong royong menjadi semacam konsep kepanitiaan yang direncanakan "Tema acara
maulid Foba tahun 2015 ini lebih mengangkat silaturrahiim kita sebagai
masyarakat yang sosial" sambung ketua panitia acara.
Ghazali Abbas Adan menjadi penceramah pada maulid kali ini. Dalam ceramah singkatnya, ia menjelaskan tentang konsep keteladanan Aceh dalam membangun islam yang kaffah, supaya menjadi panutan bagi daerah lain di Indonesia. Saat ini, menurutnya Aceh belum mampu memberikan contoh islam yang kaffah kepada daerah lain, "Aceh mempunyai Qanun syariat islam yang disetujui pemerintah pusat. Tapi semua kembali ke kita semua sebagai orang Aceh dan Pemimpin Aceh dalam melaksanakan hukum yang islami" ucapnya.
Turut juga dalam peringatan maulid tersebut seorang penutur muda Aceh Mulia Tet-tet. ia menghantar alunan Syair Aceh dengan khas bersama rizki saxophone. Kesenian yang sering dinamakan Ratoh ini mampu menjadikan suasana semakin Aceh, apalagi diiringi dengan suara seurune kale dan rapa'i.
