Sosok Wahyudiono atau Gandung (Foto: FB Gandung Cobra) Dunia seni rupa Yogyakarta berduka, Wahyudiono atau yang akrab dipanggil Gan...
Dunia seni rupa Yogyakarta berduka, Wahyudiono atau yang akrab dipanggil Gandung meninggal dunia. Gandung adalah sosok juru sebar berita untuk peristiwa-peristiwa seni rupa di Yogyakarta. Ia juga menjadi orang yang kerap mengantar jemput karya seni rupa para seniman maupun mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, terutama saat kampusnya masih di Gampingan.
Lelaki yang sudah mulai akrab dengan dinamika seni rupa Yogyakarta sejak berumur belasan tahun ini menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Pemda Wirosaban, Yogyakarta, pada Jumat Kliwon (7/11/2014) setelah lebih dulu dirawat karena penyakit gula darah dan beberapa penyakit lain yang dideritanya. Kecelakaan kendaraan bermotor yang sempat mengempaskan tubuh hingga mencederai bagian tulang lengan kirinya pun semakin memperparah sakitnya tersebut.
Ucapan belasungkawa dari orang-orang yang mengenalnya baik sebagai sosok kurir seni maupun tukang becak bersahaja terus mengalir, tidak terkecuali lewat dunia maya, di mana Gandung sering juga memberitakan perihal peristiwa seni rupa di Yogyakarta.
Gandung yang pergi di usia 44 Tahun tersebut meninggalkan seorang istri dan tiga orang anaknya yang telah beranjak dewasa, masing-masing adalah Eko, Septi, dan Putri.
Dalam pemakaman yang berlangsung di Kampung Gampingan, Wirobrajan, di tepi sungai Oya, turut hadir para perupa senior hingga mahasiswa yang masih berproses dalam dunia seni rupa. Diantaranya terlihat Djoko Pekik, Heri Dono, Sigit Santosa, Agapetus Kristiandana, Albara, Yuswantoro Adi, Gigih Wiyono, Agus Leyloor, Arya Sucitra, dan sekian banyak nama lainnya.
“Kini, saya juga tak akan lagi mendengar sapaannya ketika masuk rumah sembari menyampaikan undangan: ‘Pak Kuuuusssssssss…’ “ ungkap Kuss Indarto, salah seorang seniman Yogyakarta dalam tulisannya Tiada Lagi SMS dari Gandung di indonesiaartnews.or.id.