Suasana MUSDA DKA. Sumber Foto: FB Sulaiman Juned Oleh Idrus Bin Harun Dewan kesenian Aceh (DKA) baru saja punya ketua baru hasi...
Dewan kesenian Aceh (DKA) baru saja punya ketua baru hasil Musda (Sabtu/8/11/2014) Setelah sekian lama dikemudikan dalam cuaca penuh kabut (agar tak terkesan puitis, bayangkan saja semacam kabut pembakaran hutan lalu ada orang yang mengenderai sepeda motor tengah malam). Tidak hanya berkabut, Musda kali ini juga bahkan hanya terekspos dari status dan photo yang diunggah di fesbuk.
Walau untuk kalangan terbatas, Dewan Kesenian Aceh sudah berjalan sesuai prosedur dengan mengadakan Musda. Musda adalah kode bagi seniman, bahwa DKA tidak beda jauh dengan kura-kura. Kita pikir mati, padahal masuk cangkang bersembunyi. Beruntung bagi DKA pas Musda keluar lagi. Kura-kura tak ber-Musda.
Semenjak DKA dikemudi dalam cuaca berkabut dan tengah malam pula, Taman Budaya sebagai Mabes DKA juga banyak dipertanyakan keberadaannya. Antara fungsi komersil atau peruntukan bagi seniman menggelar produk kreatifitasnya? Peran DKA menengahi dua fungsi ini tidak terlihat. Kalau pun terlihat mungkin terbatas sekali kalangannya.
Nurmaida Atmaja adalah sopir baru DKA. Bagaimana selera dia menyopiri DKA besok? Itu bukan lagi wilayah kita mempengaruhinya. Apakah dia masih berselera dalam kabut di malam buta atau bahkan sepanjang kepemimpinannya DKA memasuki terowongan terus sepanjang 5 tahun? Ia berpeluang untuk memotori DKA dalam cerah hari. Atau masuk cangkang lagi. Semua mungkin.
Penulis adalah Jamaah Komunitas Kanot Bu Banda Aceh.
