Pemutaran Film Jerman dan Dokumenter Indonesia Pemutaran dan Diskusi Film Jerman, “Die Brücke am Ibar” Kamis, 23 Oktober 201...
Pemutaran
Film Jerman dan Dokumenter Indonesia
Pemutaran
dan Diskusi Film Jerman, “Die Brücke am Ibar”
Kamis, 23 Oktober 2014, pukul 16.10 WIB
Film
Cerita, Michaela Kezele, 88 menit, 2012, Dewasa
Pemutaran
dan Diskusi Film Dokumenter Indonesia
Jumat,
24 Oktober 2014
Pukul 16.10 WIB
ScreenDocs! Regular
Film
“Masked
Monkey: The Evolution of Darwin's Theory”
Ismail
Fahmi Lubish, 110 menit, 2013, Remaja
Jumat,
24 Oktober 2014
Pukul
20.00 WIB
Forum Lenteng
Film
“Dongeng
Rangkas”
Andang
Kelana, Badrul “Rob” Munir, Fuad Fauji, Hafiz, dan Syaiful Anwar
75
menit, 2011, Dewasa.
Komunitas
Tikar Pandan bekerja sama dengan Goethe-Institut Indonesia, In-Docs, dan
Forum Lenteng, dalam seri Cang-pilem!–pemutaran dan diskusi film–bulan
Oktober ini akan memutarkan satu film cerita Jerman dan dua film dokumenter
Indonesia. Program ini akan dilaksanakan selama dua hari yaitu pada hari Kamis
dan Jumat (23/24) Oktober, yaitu pada sore dan malam hari.
Tema
yang diusung di bulan ini adalah film-film yang berkaitan dengan “Warisan
Audio-Visual Melawan Kekerasan dan Kemiskinan”. Film
yang akan diputar adalah “Die Brücke am Ibar” (Jerman) dan “Masked Monkey:
The Evolution of Darwin's Theory” dan “Dongeng Rangkas”(Indonesia).
Film
Jerman, “Die
Brücke am Ibar” mengangkat isu konflik di Kosovo yang
melibatkan bentrokan bersenjata antara orang Serbia dan orang Albania. Melalui
rangkaian gambar indah yang memilukan, sutradara Michaele Kleze menampilkan
situasi perang, di mana jembatan menjadi pemisah, bukan penghubung, dan tidak
ada yang menang. Film ini meraih Penghargaan
Film Bavaria 2013–Penghargaan Bakat Muda dan Penghargaan Audiens di Festival Film Biberach 2012.
Pemutaran
film Dokumenter “Masked
Monkey: The Evolution of Darwin's Theory” adalah rangkaian pemutaran
bulanan dalam program ScreenDocs Regular. ScreenDocs Regular adalah
program yang diinisiasi oleh In-Docs, yang bersama mitra lokal di beberapa
daerah di Indonesia, melaksanakan pemutaran film dokumenter Indonesia dan luar
negeri, disertai diskusi tentang topik tertentu dari film yang diputar. Program
ini telah dilaksanakan oleh In-Docs dan Komunitas Tikar Pandan sejak tahun 2009
silam.
Film Masked Monkey karya
Ismail Fahmi Lubish merupakan salah satu film dokumenter bermutu tinggi yang
membuat kita mengalami sesuatu yang luhur–pemahaman bahwa pengalaman yang
didapat dari perjalanan tersebut memberi kenikmatan mata laksana musik bagi
telinga, tapi sekaligus bercampur kengerian, dan sering kali kesedihan. Film
ini telah diikutsertakan dan diputar diRotterdam
International Film Festival 2014 dan Chopshots
Documentary Film Festival 2014. Setelah pemutaran film Masked Monkey, akan ada diskusi membahas isu
antikekerasan dan kemiskinan.
Di
sesi malam hari, akan ada pemutaran film kerja sama dengan Forum Lenteng yang
berjudul “Dongeng
Rangkas”. Film ini adalah Film Dokumenter Panjang Terbaik di Festival Film Dokumenter 2011 (Yogyakarta).
Film ini juga telah diikutsertakan dan diputar di 3rd
DMZ-Docs Korean International Documentary Festival 2011 dan Copenhagen International Documentary Film
Festival 2011 (CPH:DOX) di
Denmark.
Pemutaran
film bertempat di Episentrum Ulee Kareng, Jl. Tgk. Menara VIII, No. 8, Garot,
Aceh Besar (depan Kantor Pemadam Kebakaran Kota Banda Aceh). Acara ini tanpa
karcis. Pendaftaran penonton di situs www.tikarpandan.org.
Informasi: Ramol (085260034932).
Program
ini merupakan kerja sama antara Komunitas Tikar Pandan, Goethe-Institut
Indonesia,In-Docs, Forum Lenteng, Polyglot Indonesia-Chapter Aceh,
ruangrupa, Liberty Language Center, Aneuk Mulieng Publishing,
Episentrum Ulee Kareng, Sekolah Menulis Dokarim, Kedai Buku Dokarim,
Metamorfosa Institute, Epicentrum Entertainment, LPM Perspektif Unsyiah,
Aliansi Jurnalis Independen Kota Banda Aceh, Muharram Journalism College,
Himpunan Mahasiswa Komunikasi Unsyiah, IloveAceh, Banda Aceh Info, Persatuan
Alumni Jerman (PAJ)-Aceh, Suarakomunikasi.com, Infoscreening.
Film Jerman, “Die Brücke am Ibar”
Film
Cerita, Michaela Kezele, 88 menit, 2012, Dewasa
Pada tahun 1999, perang berkobar di tengah-tengah Eropa: Pesawat tempur NATO membombardir Kosovo untuk menghentikan bentrokan bersenjata antara orang Serbia dan orang Albania. Perempuan muda Serbia bernama Danica dan kedua putranya tinggal di pemukiman yang dibelah oleh sungai Ibar menjadi sisi Serbia dan sisi Albania.
Ketika
pejuang kemerdekaan Albania bernama Ramiz yang terluka parah menyelamatkan diri
ke rumah Danica di sisi sungai Ibar yang ‘salah’, perempuan itu mengambil
keputusan yang serius: alih-alih menyerahkan Ramiz kepada milisi Serbia, ia
merawatnya sampai pulih– tanpa menghiraukan bahaya yang mengancam. Tapi
sementara keduanya semakin akrab, jaring-jaring perang semakin merapat dan pada
akhirnya tidak membiarkan satu orang pun lolos.
Melalui
rangkaian gambar indah yang memilukan Michaele Kleze menampilkan situasi
perang, di mana jembatan menjadi pemisah, bukan penghubung, dan tidak ada yang
menang. Film ini meraih Penghargaan Film Bavaria 2013–Penghargaan Bakat
Muda dan Penghargaan Audiens di Festival Film Biberach 2012.
Film “Masked Monkey: The Evolution of
Darwin's Theory”
Ismail
Fahmi Lubish, 110 menit, 2013, Remaja
Film Masked Monkey merupakan salah satu film
dokumenter bermutu tinggi yang membuat kita mengalami sesuatu yang luhur-pemahaman
bahwa pengalaman yang didapat dari perjalanan tersebut memberi kenikmatan mata
laksana musik bagi telinga, tapi sekaligus bercampur kengerian, dan sering kali
kesedihan.
Pendapat
umum yang biasa kita dengar tentang teori evolusi Darwin adalah bahwa manusia
berasal dari kera. Film ini menjajaki kemungkinan bahwa dua spesies ini
beranjak dari asal yang sama dan menemukan kesamaan antar mereka. Sang pembuat
film mengambil pendekatan yang tak lazim dengan cara mengamati pertunjukan
topeng monyet di Jakarta. Para dalang melatih monyet-monyet mereka untuk
bersikap seperti manusia. Sama halnya dengan manusia, yang sebenarnya dilatih
oleh lingkungan dan masyarakat untuk bersikap sesuai dengan aturan serta nilai
tertentu. Jika para monyet dikendalikan oleh dalangnya, maka sang dalang juga
dikendalikan oleh bos mereka.
Ismail
Fahmi Lubish adalah seorang sutradara dan sinematografer lulusan Institut
Kesenian Jakarta. Sejak tahun 1998 ia memutuskan untuk berfokus pada pembuatan
film dokumenter. Ismail pernah bekerja sebagai sinematografer untuk sutradara
ternama, Leonard Retel Helmrich, di mana film-film kerja sama mereka memenangi
banyak penghargaan internasional. Film ini telah diikutsertakan dan diputar di Rotterdam International Film Festival 2014 dan Chopshots Documentary Film Festival 2014.
Film “Dongeng Rangkas”
Andang Kelana, Badrul “Rob” Munir, Fuad Fauji, Hafiz, dan Syaiful Anwar
75 menit, 2011, Dewasa
Film Dongeng Rangkas adalah sebuah dokumenter panjang yang berkisah tentang dua pemuda yang hidup paska Reformasi 1998. Iron dan Kiwong adalah dua pemuda yang memilih hidup sebagai Pedagang Tahu, sementara mimpi-mimpinya tetap dipegang teguh. Kiwong bermimpi menjadi pemuda yang lebih baik, yang menjadikan keluarga hidup lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan Iron, percaya musik adalah anugerah dari Tuhan, dan ia ingin terus mengembangkan fantasi musiknya di jalur Underground.
Film Dongeng Rangkas merupakan sebuah usaha kawan-kawan komunitas yang punya ketertarikan kepada persoalan-persoalan lokal dan merekamnya ke dalam media audio-visual untuk didistribusikan kepada masyarakat sebagai bahan pembelajaran bersama. Sebagai usaha untuk merekam persoalan lokal, maka format dokumenter feature dianggap salah satu cara yang paling efektif dalam menghadirkan dan membangun kesadaran bersama tersebut.
Produksi Dongeng Rangkas berlangsung selama 3 bulan (Mei – Juli 2011), yang melibatkan pelaku dokumenter Forum Lenteng, Jakarta dan Saidjahforum, Rangkasbitung. Proses perekaman film dilakukan di desa Kampung Muara, Kawasan Sungai Ciujung, Kota Rangkasbitung, dan suasana stasiun Kereta Api Rangkasbitung. Film ini berusaha memotret Rangkasbitung dari aktivitas-aktivitas masyarakat yang diwakili oleh sosok dua orang penjual tahu; Kiwong dan Iron. Dua tokoh ini dapat dianalogikan sebagai potret dua pemuda yang hidup paska Reformasi 1998 yang hidup di sebuah kota berjarak 120 Km dari ibu kota Jakarta.
Kota yang menjadi terkenal oleh buku Multatuli itu, sepertinya begitu lambat tumbuh, di antara hingar-bingar pembangunan paska Reformasi. Kiwong dan Iron adalah dua pemuda sederhana yang memilih hidup sebagai pedagang tahu, sementara mimpi-mimpinya tetap dipegang teguh. Kiwong bermimpi menjadi pemuda yang lebih baik, yang menjadikan keluarga hidup lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan Iron, percaya musik adalah anugrah dari Tuhan, dan ia ingin terus mengembangkan fantasi musiknya di jalur ‘underground’.
Dongeng Rangkas bisa dianggap sebagai satu-satunya dokumenter feature yang hadir dan diproduksi di Rangkasbitung. Hal ini diharapkan dapat menjadi pemicu perkembangan dunia perfilman di Rangkasbitung dan sekitarnya.
Filem ini adalah produksi Forum Lenteng yang bekerjasama dengan Komunitas Saidjah Forum, Lebak. Kerja produksi dokumenter ini merupakan bagian dari peningkatan kapasitas komunitas akumassa yang diprakarsai oleh Forum Lenteng. Kerja-kerja dalam program akumassa adalah melakukan pendidikan media kepada komunitas dalam rangka membangun kesadaran “media” kepada masyarakat sebagai bagian dari pengembangan diri dan masyarakat sekitar. Aktivitas akumassa dapat dilihat di www.akumassa.org.
Film ini adalah Film Dokumenter Panjang Terbaik di Festival Film Dokumenter 2011 (Yogyakarta). Film ini juga telah diikutsertakan dan diputar di 3rd DMZ-Docs Korean International Documentary Festival 2011 dan Copenhagen International Documentary Film Festival 2011 (CPH:DOX) di Denmark.
Pendaftaran Penonton
Kamis, 23 Oktober 2014, pukul 16.10 WIB
Film Cerita, Michaela Kezele, 88 menit, 2012, Dewasa
Jumat, 24 Oktober 2014
Pukul 16.10 WIB
Film “Masked Monkey: The Evolution of Darwin's Theory”
Ismail Fahmi Lubish, 110 menit, 2013, Remaja
Jumat, 24 Oktober 2014
Pukul 20.00 WIB
Andang Kelana, Badrul “Rob” Munir, Fuad Fauji, Hafiz, dan Syaiful Anwar
75 menit, 2011, Dewasa