Foto: Fadhlan Bachtiar Oleh Fadhlan Bachtiar , melaporkan dari Jakarta. Bagaimana cara berfikir perupa mengisi dinding ...
![]() |
| Foto: Fadhlan Bachtiar |
Oleh Fadhlan Bachtiar, melaporkan dari Jakarta.
Bagaimana cara berfikir perupa mengisi dinding kota yang muram, lusuh dan tidak enak dipandang? Lukisan dinding di kaki jembatan layang Pusat Grosir Mainan Anak-Anak di Jakarta Kota ini merupakan salah satu cara perupa merespon perwajahan kota untuk menjadi fresh, unik dan komunikatif, begitulah cara mereka.
Kritik sosial dan estetika merupakan punca dari adanya dorongan berkarya perupa pada tempat ini. Image dan imajinasi begitu melekat menjadi daya kesan tersendiri bagi para pengunjung, terutama ketika saya berpapasan dengan karya tersebut.
Selain itu, seni jalanan (Street Art) menjadi penanda terhadap suatu tempat.
Maka tidak menjadi heran ketika karya visual di dinding kota ini juga berhasil mengingatkan masyarakat akan lokasi perdagangan mainan anak yang paling ramai dan murah di Jakarta ini.
Pemilihan warna yang kontras, karakter kartun dan tema visualnya yang sangat dekat dengan dunia anak-anak merupakan citra visual yang ingin ditonjolkan. Hal ini tentunya telah menjadikan pesan begitu nyaman dan bersemangat untuk dikonsumsi.
Sayangnya saya tidak sempat bertemu langsung dengan perupanya, untuk bertanya lebih detail mengenai penciptaan karya seni jalanan ini.
Fadhlan Bachtiar adalah ketua Jaringan Aneuk Rupa Nanggroe (JAROE), Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Seni Rupa di UNS Solo.


