Ini bukan takdir tuhan, tapi ulah kita, manusia !! Aceh Tengah dieksploitasi secara massive, hutannya digunduli, isi perutnya digali,...
Aceh Tengah dieksploitasi secara massive, hutannya
digunduli, isi perutnya digali, sungainya dicemari. Lantas saat bencana
terjadi, siapa yang sepatutnya disalahkan ? menyalahkan Tuhan atas semua bala
yang memang sudah seharusnya kita tuai?
Beberapa waktu yang lalu, lawe sigala-gala tengah
mengingatkan kita, hari ini giliran TANGSE yang menjadi martil atas dosa itu,
masihkah kita belum sadar? akankah kita terus memperkosa bumi Aceh?
"With Art, Save Our Aceh
!!"
Kesenian adalah bahasa universal, buah dari rasa, karsa dan
kekayaan indrawi manusia. SePAt adalah ruang untuk berkesenian, SePAt adalah
organ yang ingin menjadikan kesenian sebagai bahasa dan wahana eksistensi.
Karenanya, dengan kesenian kami mencoba untuk menyelamatkan, mengingatkan,
memperjuangkan dan mengkampayekan perlindungan terhadap alam Aceh. Demi seni
kami mencoba untuk mengekspresikan diri dan peduli. Lewat acara ini kami hanya
ingin menggugah kita semua untuk menjaga Aceh sebagai rumah kita.
Malam ini adalah langkah awal dari perjalanan panjang kami
untuk mengkampanyekan "with ART, save Our ACEH" ... Kampanye kali ini
kami dedikasikan untuk para korban banjir bandang di Tangse. Mereka memang
telah tiada, namun ingatlah mereka sebagai korban dari keserakahan kita,
manusia. Namun langkah awal ini tentunya tidak dapat kami (SePAt) laksanakan
tanpa keringat dari banyak pihak.
Kampanye ini lahir dari banyak otak kanan, kampanye ini melibatkan
Solidaritas Kelompok Sipil (SKS), Solidaritas Aceh Bersatu Untuk Kemanusiaan
(SABUK), Sanggar Tari Cut Nyak Dhien Yogyakarta. Tu-ngang Syindicate (TS) dan
Seniman Perantauan Atjeh (SePAt) hanyalah organ yang dipercaya untuk
mempelopori dan melaksanakan kegiatan ini.
Terima kasih kawan-kawan atas keringat dan idenya, semoga
ini memang awal dari langkah panjang kita untuk menjadikan seni sebagai bahasa
untuk meneriakkan kata-kata perlawanan, untuk mengkampanyekan perlindungan
terhadap bumi Aceh, RUMAH KITA.