Lian Sahar Lian Sahar merupakan pelukis Indonesia terkemuka. Daya pesona lukisannya membuat para penikmat seni lukis ingin mengolek...
![]() |
| Lian Sahar |
Lahir di Aceh, Januari 1933, tetapi memilih hidup di perantauan sejak usia remaja hingga sekarang. Kini ia bermukim di tanah Jawa yang penuh romantika. Entah kenapa ia betah dan memilih hidup di tanah Jawa sebagai kampung kedua, Yogyakarta. Ia tak mau balik ke kampung kelahirannya. Katanya lebih senang tinggal di perantauan yang penuh tantangan. Menilik kariernya, ia bukan sembarang seniman yang lahir begitu saja. Ia kokoh dalam konsep dan meramunya dengan akar bakat, minat, akal budi dan semangat juang. Hingga tiba di puncak prestasi. Lihatlah karyanya, unggul di percaturan Biennale Seni Lukis Indonesia II dan III yang diadakan di Pusat Kesenian Jakarta TIM. Suatu kehormatan dan penghargaan tertinggi itu menclok di dadanya.
Seusai menamatkan SMA di Medan, ia hijrah ke Jakarta melanjutkan studi pada Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Indonesia. Awalnya kepingin menjadi ahli hukum, setidaknya menjadi pengacara. Tetapi impiannya kandas di tengah jalan. Tidak jadi pengacara pun tak apa. Toh profesi lain yang lebih terhormat dari pada pengacara masih terbentang luas. Lantas ia bersyukur. Kegairahannya di blantika kesenian membawanya sampai di Ngayogyakarta Hadiningrat (Yogya) guna memasuki pendidikan formal Seni Rupa ASRI Yogyakarta.
![]() |
| Lukisan Lian Sahar |
Lian Sahar suka mengembara kemana-mana. Paling tidak dari tempatnya bermukim di Yogyakarta, jalan-jalan ke Jakarta, Bandung dan kota-kota lainnya. “‘Saya tidak akan berhenti melukis selagi Tuhan masih memberikan kekuatan untuk bergerak” katanya, dia juga mengatakan “Seniman itu tidak pernah pensiun seperti pegawai negeri. Itu sebabnya hingga saat ini saya senang jalan-jalan mencari hawa segar sambil menggoreskan kuas di atas bidang kanvas”.
Pelukis gaek ini seringkali membuat sketsa. Kalau orang lain melukis membuat sketsa dengan perangkat kontur (garis pinggir) yang membentuk wujud, maka sketsa Lian lain lagi. Sketsanya di blok dengan warna yang memikat. Sehingga sketsa tak sekadar sketsa yang oleh sementara orang disebut sebagai biola tunggal. Tetapi sketsa Lian Sahar, memberi kelonggaran sebagai orkestra lengkap yang mengalunkan pesona indah di atas bidang kanvas. Kendati pun sketsanya bisa saja memperlihatkan kesan abstrak atau pun surealis sampai pada penghayatan yang masih terikat pada bentuk.
Soal pameran ? Tak terhitung jumlahnya. Dari mulai pameran di tingkat lokal, nasional hingga internasional. Dari kota-kota kantong budaya seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Bali, Aceh hingga menyeberang ke mancanegera. Dari jajaran negara ASEAN, Asia, Eropa hingga Amerika Serikat. Tetapi yang paling berkesan di hatinya ialah ketika lukisannya di pamerkan dan di kelilingkan di negeri Paman Sam. Khususnya ketika mengikuti pameran KIAS (Kebudayaan Indonesia di Amerika Serikat) Tak hanya itu, puluhan karya Lian Sahar banyak tersebar dimana-mana, dimiliki oleh para kolektor. Dan lukisannya menghiasi ruang-ruang kantor swasta, bank dan pemerintah. Di antaranya lukisan dan reliefnya terpancang di kantor Gubernur Aceh, Gubernur DI Yogyakarta, Kalimantan Timur, Samarinda, Departemen Pendidikan Nasional, Museum Istana Negara RI, Galeri Pusat Kesenian Jakarta TIM, dan lain-lain.
Selain menekuni seni lukis, ia pernah mengajar pada jurusan interior di almamaternya. Ia juga bergiat dalam bidang desain dan organisasi. Seniman komplit yang bermukim di Bumijo Lor nomor 22, Yogyakarta ini, wafat di Yogyakarta pada 18 Agustus 2010.
Sumber : http://www.tamanismailmarzuki.co.id/tokoh/liansahar.html
Sumber : http://www.tamanismailmarzuki.co.id/tokoh/liansahar.html

