Poster T-14, Doc:KKB Gerakan Tiro-14 yang melakukan kampanye anti kekerasan melalui slogan pada saat masa kampanye untuk pemilu 9 april...
![]() |
| Poster T-14, Doc:KKB |
Gerakan Tiro-14 yang melakukan
kampanye anti kekerasan melalui slogan pada saat masa kampanye untuk pemilu 9 april
2014 mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kawan-kawan yang
telah membantu gerakan tiro-14 dalam mempublikasikan posternya baik di
media jalanan maupun pada media sosial.
Ucapan tersebut diucapkan oleh Tu-ngang Iskandar selaku
penggagas lahirnya media seni jalanan yang mengkampanyekan anti kekerasan di
Aceh. Ditemui media online Acehmediart di Yogyakarta, lelaki berambut
gondrong tersebut juga mengungkapkan bahwa “ritual politik tidak seharusnya dilakukan
dengan mengorbankan rakyat, karena bagaimanapun rakyat yang aman dan sejahtera
merupakan tujuan dari politik, bukan kesengsaraan, perpecahan dan kematian”.
Sebelumnya dalam media online atjehtoday.com ia
juga menulis bahwa jika dalam pemilu sebelumnya orang Jawa yang menjadi tumbal
politik di Aceh, Kondisi tersebut seakan telah berubah, berbagai tindak
kekerasan yang dipraktekkan telah mengarah pada penghabisan nyawa dari
masyarakat Aceh itu sendiri. Suatu hal yang sangat menggelisahkan, bukan karena
orang Aceh memang sudah berkarakter keras setelah iklim konflik yang lama
mencengkram Aceh, namun karena Aceh telah kehilangan sosok kharismatik yang
didengarkan pasca meninggalnya Teungku Hasan Tiro, yang dapat menyatukan orang
Aceh (atjehtoday.com).
![]() |
| Doc:KKB |
Seperti yang diketahui, Poster Tiro-14 dibuat dengan
menampilkan sosok Teungku Hasan tiro sebagai ikon anti kekerasan, melalui penggunaan
kata-kata “bek tapoh-meupoh sabe keudroe-droe teuh” (jangan saling membunuh
sesama). Poster tersebut menurutnya dibuat sebagai penanda hadirnya luapan
emosi masyarakat Aceh yang menolak cara-cara kekerasan kembali dipraktekkan
pascaperjanjian damai MOU Helsinky.
Kampanye yang ditujukan bagi para politisi dan
simpatisan fanatik yang berada di bawah bendera partai di Aceh tersebut terjadi
di berbagai wilayah yang sensitif terhadap kekerasan di Aceh, dengan melibatkan berbagai komunitas
dan pemuda Aceh. "kampanye tersebut tetap berlangsung sampai masyarakat Aceh benar-benar merasa aman dan sejahtera", ungkapnya.
![]() |
| Doc:KKB |


